FILSAFAT BAHASA
Filsafat adalah induk dari seluruh ilmu pengetahuan, karena filsafat itulah yang baru muncul baru ilmu-ilmu lain.
Dari segi pengertian ilmu pengetahuan terbagi dua yaitu ilmu dan pengetahuan yang mempunyai pengertian berbeda, yaitu :
Ilmu adalah apabila segala sesuatu yang didapat secara metode-metode ilmiah. Sedangkan, pengetahuan adalah segala sesuatu yang didapat dari pengalaman, bukannya ilmiah. Seperti halnya Bahasa, Matematika, IPA, IPS adalah pengetahuan bukan ilmu.
Ilmu dibagi 3 :
1. Ilmu-ilmu Alam : - Fisika
- Biologi
- Kimia
- Teknik Sipil
Mesin
Elektro
Penerbangan
Kimia
dan lain-lain
2. Ilmu-ilmu Sosial
3. Ilmu-ilmu Humaniora
Maka filsafat adalah mengkaji cara berpikir secara radikal, artinya mengkaji secara menyeluruh, yaitu :
1. Filsafat Objek material
Objek formal – metode
2. Ilmu
3. dan Agama
Dalam mengkaji filsafat harus menggunakan kata-kata apa ?, mengapa ?, dan untuk apa ?
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani. Oleh karenanya banyak para filsuf berasal dari bangsa Yunani, seperti Aristoteles, Socratis, plato dan lain-lain. Kebanyakan masalah yang timbul dalam pembicaraan filsafat berasal dari kenyataan bahwa para filsuf menggunakan istilah secara menyimpang, berlainan dengan makna yang sebenarnya. Oleh karena itu orang-orang dari kelompok lain berpendapat bahwa bahasa yang dipakai sehari-hari memang kurang kuat, kurang cermat, kurang memenuhi syarat, kurang sesuai sebagai sarana pengantar filsafat. Sehingga bahasa itu samar, tidak lugas, mengandung keraguan, kurang mandiri atau suka tergantung pada konteks dan sering menimbulkan salah paham.
Agar dapat sampai kepada filsafat bahasa, ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan. Pertama, tentang informasi linguistik yang akan dipakai dasar untuk memahami ilmu pengetahuan konseptual. Kedua, sumber dari mana informasi itu datang. Ketiga, jenis pembenaran yang harus diterapkan kepada pernyataan-pernyataan linguistik yang menjadi dasar dari dalil-dalil tentang pengetahuan konseptual atau masalah-masalah filsafat. Keempat, bentuk organisasi informasi linguistik. Kelima, cara bagaimana si filusuf bergerak dari bahasa ke filsafat.
Perbedaan dua ahli antara filsuf dan Linguis.
Filsuf :
Tentang sumber darimana informasi teore bahasa universal itu ditarik, dapat dikatakan sebagai berikut. Setiap penutur bahasa yang sehat, sudah dewasa dan sudah menguasai bahasanya secara baik dapatlah dipakai sebagai sumber itu. Para penutur yang dalam keadaan demikian itu biasanya sudah memiliki kompetensi bahasa yang baik. Oleh karena itu, mereka itu sudah dapat dipakai seabagai sumber dari mana keterangan-keterangan bahasa itu dapat ditarik.
Tentang jenis pembenaran kepada pernyataan-pernyataan yang dihasilkan oleh para filsuf bahasa kiranya dapat dikatakan bahwa hal itu sama saja dengan jenis pembenaran yang biasanya dipakai oleh para linguis.
Tentang bentuk, kiranya para filsuf bahasa dapat menggunakan bentuk organisasi-organisasi teori bahasa sebagai pola pengorganisasian dalil-dalil yang dibuatnya.
Akhirnya, tentang bagaimana argumentasi itu sebaiknya diproses, sebaiknya para filsuf bahasa melangkah dari bahasa ke filosofi.
Linguis :
Linguis adalah ilmu kebahasaan mengkaji masalah bahasa sebagai objek, yang dikaji adalah hakikat bahasa.
Pengkajian linguis menyangkut beberapa hal :
1. Bunyi bahasa ( Fonologi )
2. Bentukan kata ( Morfologi )
3. Susunan kalimat ( Sintaksis )
4. Makna denotatif ( Semantik )
5. Makna Konotatif ( Pragmatik )
6. Bahasa dalam masyarakat ( Sosiolinguistik )
7. Perbandingan bahasa ( Linguistik bandingan )
8. dan lain-lain
Dari segi rumpun bahasa, bahasa Jawa satu rumpun dengan bahasanya Bali.
Bahasa Banjar satu rumpun dengan melayu Riau.
Sebagai bukti bahwa bahasa Proto kita adalah dari Austronesia, adalah sebagai berikut :
No. Austronesia Banjar Dayak Mandarin Bugis Jawa
1 apuy api apuy api api geni
2 atey hati atey ate ati ati
3 telu talu telu tallu tellu telu
Bahasa proto itu ditemukan daerah tenggara gunung Bromo, Malang.
Kelemahan-kelemahan bahasa menurut filsuf :
1. Bahasa itu terdapat satu kata yang maknanya lebih dari satu.
2. Adanya kekaburan makna, apalagi didalam ungkapan.
Makna itu ada artinya apabila adanya lingkungan. Oleh karena itu makna itu mengaburkan para filsafat.
Contoh ;
Kalimat Anton menendang bola
Fungsi S P O
Peran Agen Tindakan Penderita
Katagore Nomina Verba Nomina
Peran dalam bahasa itulah yang dipengaruhi filsafat.
Pengetahuan :
Filusuf >>>>>> Orangnya
Filsafat >>>>>> Nama bidangnya
Filosofi >>>>>> Pandangannya
Linguistik >>>>>> Nama bidangnya
Linguis >>>>>> Orangnya
Selamat Datang!
Sabtu, 13 Februari 2010
Filsafat bahasa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar